Pemupukan merupakan hal yang pasti dilakukan dalam melakukan
aktivitas budidaya pertanian. Pupuk merupakan zat yang diberikan ke tanah guna
meningkatkan ketersediaan hara maupun nutrisi bagi tanaman. Dengan pemupukan
diharapkan mampu meningkatkan hasil budidaya sehingga akan memberikan hasil
yang yang optimal dan menguntungkan secara ekonomi.
Namun, proses pemupukan seringkali kurang diperhatikan oleh
petani. Banyak dari mereka berlebihan dalam pemberian dosis pupuk ke tanah. Hal
ini justru akan menjadi permasalahan yang serius ketika pupuk yang digunakan
adalah pupuk kimia atau sintesis. Memang dalam jangka pendek akan meningkatkan
hasil, namun perlu diketahui jika dalam jangka panjang hal tersebut justru akan
bersifat merugikan. Berikut dampak penggunaan pupuk kimia jika diberikan secara
berlebih.
Kerusakan Tanah
Pupuk kimia yang diberikan pada tanah dengan dosis yang
berlebih mampu menurunkan kualitas tanah, bahkan bisa sampai tahap merusak.
Tanah memiliki batas toleransi dalam menyerap kandungan zat pupuk kimia. Jika
diberikan berlebih makan akan ada zat residu atau zat yang tidak bisa diserap
oleh tanaman. Residu ini sifatnya beracun dan akan membunuh berbagai
organisme tanah seperti cacing, jamur, dan bakteri.
Tanah yang sudah terkontaminasi dan tercemar zat kimia akan
merusak struktur tanah, tanah akan menjadi keras dan tandus. Tanah menjadi
tidak mampu lagi menyediakan air dan hara bagi tanaman. Femomena ini memang
tidak terjadi dalam jangka pendek, namun jika dalam jangka panjang penumpukan
zat kimia terus terjadi di tanah maka tidak menutup kemungkinan tanah akan
rusak dan tidak mampu lagi berfungsi sebagai lahan budidaya.
Merusak Ekosistem
Selain berdampak pada tanah, penggunaan pupuk kimia juga
akan berdampak pada kualitas air yang ada. Pupuk kimia umumnya mengandung zat
seperti nitrit dan fosfat dimana ini bersifat racun untuk kehidupan akuatik.
Residu zat kimia yang tidak terserap oleh tanaman mampu terbawa aliran air
sampai ke sungai bahkan laut dan menjadi sumber pencemaran.
Pencemaran zat kimia dari pupuk dalam air bisa berupa
eutrofikasi. Eutrofikasi merupakan kondisi dimana kandungan zat kimia
seperti fosfat dalam air sangat berlebih. Fenomena ini tentu sangat berbahaya,
terutama bagi manusia. Jika manusia mengonsumsi air yang terkontaminasi
tersebut berisiko pada kesehatannya yang terganggu, seperti kerusakan ginjal
dan osteoporosis.
Tanaman Menjadi Rentan
Tercemarnya bahan kimia dari pupuk dalam tanah tentu juga
akan mempengaruhi kualitas tanamanannya. Rusaknya keseimbangan zat hara dalam
tanah akan mempengaruhi tanaman secara langsung. Dampak yang paling mudah
dilihat adalah tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit. Hal ini
menyebabkan tanaman menjadi sangat bergantung pada bahan kimia lain, seperti
fenomena penggunaan pestisida kimia.
Tanaman tentu juga bisa terkontaminasi zat kimia. Akan
terdapat residu bahan kimia pada tanaman yang dapat membahayakan siapa saja
yang mengonsumsinya. Tentu dengan kandungan zat kimia dalam tanaman ini
kualitas hasil panen jadi menurun, akan memiliki yang jauh lebih rendah
dibanding produk tanaman lain yang dibudidayakan secara organik.
Bagaimana Solusinya?
Solusi yang paling tepat adalah dengan penerapan budidaya
tanaman secara organik. Memang pada awal aplikasinya hasil yang didapat tidak
sebanyak dibanding saat budidaya secara non organik. Dengan menerapkan budidaya
organik ini diharapkan mampu mengatasi masalah lingkungan dari pencemaran zat
kimia baik dari pupuk maupun pestisida kimia. Hasil yang didapat tentu juga
akan memiliki kualitas yang lebih baik, baik dari segi kesehatan maupun jika
dipasarkan akan memiliki harga jual yang lebih tinggi.