Indonesia dijuluki
dengan tanah surga. Pasalnya ada berbagai jenis komoditas pertanian yang
berkembang dan dapat dengan mudah tumbuh subur. Salah satu yang banyak ditemui
di kawasan dataran tinggi adalah para petani yang menjalankan budidaya kentang.
Banyak kawasan
dataran tinggi di Indonesia, seperti yang bisa disaksikan di daerah Bromo (Jawa
Timur), dataran tinggi Dieng, Temanggung (Jawa Tengah), juga dikawasan Lembang,
Bandung (Jawa Barat), menjadi sentra budidaya kentang. Biasanya, dalam satu kawasan ditanam pula
jenis tanaman lain seperti misalnya sawi, kembang kol, wortel dan jenis sayuran
lainnya.
Berikut ini adalah
4 tips dasar budidaya kentang, bagi siapa saja yang hendak memulai bisnis
dibidang ini.
1.
Kentang Tumbuh Subur, Di Daerah Yang Memenuhi Syarat Berikut
Tanaman
kentang adalah jenis tanaman yang membutuhkan adaptasi dengan cuaca,
lingkungan, jenis tanah, termasuk ketinggian spesifik. Kentang akan tumbuh
subur di daerah yang punya ketinggian antara 1.600-3.000 meter dpl. Juga
dibutuhkan tanah dengan tekstur gembur dan cukup unsur hara.
Saat
menanam kentang, petani haruslah memperhatikan bahwa di kawasannya punya curah
hujan berkisar 1200 sampai 1500 mm/tahun. Untuk jenis tanah tertentu dengan ph
kurang dari 5 petani perlu melakukan pengapuran terlebih dahulu, sedangkan bila
terlalu basa dengan ukuran ph lebih dari 9, penambahan belerang mutlak
dilakukan. Memastikan syarat tersebut tersedia adalah hal pertama yang musti
dipikirkan seorang calon petani ketang.
2.
Pembibitan
Petani
harus siap dengan bibit unggul bila ingin hasil panenan yang melimpah. Biasanya
dipilih umbi sebagai bakal bibit yang berusia setidaknya 4 bulan masa
penyimpanan setelah panenan sebelumnya. Umbi bibit bisa diambil dari sisa hasil
panenan di masa tanam sebelumnya yang disisihkan dan khusus disiapkan untuk
bibit.
Bibit
terbaik bercirikan; telah tumbuh tunas sekira 2 cm, dengan jumlah tunas
masing-masing bibit berkisar 3 hingga 5 tunas. Tidak busuk atau cacat, dengan
permukaan yang mulus.
3.
Pengolahan Lahan Tanam
Bibit
kentang langsung ditanam di lahan. Dengan model lahan bedengan yang sudah
digemburkan dan didiamkan kurang lebih 3 hari. Penambahan kompos atau pupuk
organik lain juga diperlukan.
Tinggi
bedengan berkisar 30 cm, dengan lebar 70 cm. Untuk panjang alur, petani bisa
menyesuaikan sesuai dengan luasan lahan yang tersedia. Masing-masing bedengan
diberi jarak 40 cm dengan tujuan untuk menghindari air hujan agar tidak
menggenang. Bibit ditanam diatas bedengan yang telah disiapkan, jarak
masing-masing lubang untuk penempatan bibit berkisar 20-50 cm. Selanjutnya
bibit ditanam dalam lubang yang telah disiapkan dan ditutup dengan tanah
berkisar ketebalan 5 cm.
4.
Rawatan, Pemupukan dan Masa Panen
Kentang
membutuhkan pemupukan agar tumbuh subur. Pupuk yang umum dipakai berjenis; KCL,
SP36, ZA, dan Urea. Cara melakukan pemupukan tanaman kentang dengan menaburkan
pupuk diantara lubang tanam.
Juga
perlu dilakukan penyiangan, yaitu menghilangkan gulma yang tumbuh disekitar
bedengan. Penyiangan gulma bisa dilakukan berbarengan dengan pemupukan dihari
ke 20 pasca tanam. Selanjutnya bisa diulang pada hari ke 50 dan seterusnya
sampai panen. Kentang bisa dipanen selepas berusia 3-4 bulan.
Tips utama dalam
hal budidaya tanaman kentang terletak pada penyiraman. Hindari penyiraman
terlalu sering yang bisa menjadikan umbi membusuk. Lakukan penyiraman hanya
bila tanah terlihat terlalu kering saja.